-->

Kamis, 25 Juni 2015

Salat Tarawih Delapan atau 20 Rakaat?

Salat Tarawih Delapan atau 20 Rakaat? Perdebatan terkait rakaat Salat Sunnah Tarawih masih saja berlangsung di kalangan umat Islam. Sebagian meyakini delapan rakaat, lainnya percaya 20 rakaat. Nah, bagaimana sebenarnya perbedaan pandangan ini bisa terjadi?

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Mizaj Iskandar, Lc, LLM mengatakan, khilaf pendapat jumlah rakaat tarawih telah ada sejak dulu, dan tak perlu ada perselisihan.

“Butuh toleransi antar-kita sesama umat Islam,” ujarnya saat mengisi materi dakwah tentang Fiqih Ramadan di Aula Balai Kota Banda Aceh.

Menurut Mizaj, Nabi Muhammad men-sunnahkan Salat Tarawih pada tahun kedua hijriah, bertepatan dengan datangnya perintah puasa di Bulan Ramadan dari Allah SWT. Namun nabi tak setiap malam mengerjakan tarawih berjamaah dengan para sabahat.

“Ada banyak versi yang mengatakan berapa malam Rasulullah melaksanakan Salat Tarawih bersama para sahabat, ada tiga sampai enam malam tarawih secara jamaah,” sebutnya.

Para ulama menilai Rasulullah sengaja tidak melakukan tarawih berjamaah tiap malam secara berturut-turut, karena dikhawatirkan akan dianggap wajib oleh para sahabat. Sehingga bisa memberatkan umatnya. “Tradisi ini berlangsung sampai Rasul wafat,” kata Mizaj.

Pada tahun pertama pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, salat tarawih masih dikerjakan secara sendiri-sendiri. “Memasuki tahun kedua pemerintahannya, Umar bin Khatab berinisiatif memformalkan Salat Tarawih secara berjamaah,” jelasnya.

Bagaimana dengan jumlah rakaatnya? Menurutnya, Umar kala itu lebih memilih delapan rakaat, sementara mayoritas sahabat bertahan dengan 20 rakaat. “Akhirnya Umar pun mengalah demi kemaslahatan umat, dan menetapkan salat tarawih secara berjamaah 20 rakaat.”

Meski sudah disepakati 20 rakaat, kata Mizaj, saat itu ada pula sahabat nabi yang mengerjakan tarawih hingga 42 rakaat. Namun mereka tetap menyikapi dengan bijak perbedaan pendapat soal rakaat ini.
--okezone--

Previous
Next Post »