-->

Kamis, 25 Juni 2015

Tarawih Kilat di Blitar ini Dilakukan 10 Menit

Tarawih Kilat di Blitar ini Dilakukan 10 Menit - Ponpes Mamba'ul Hikam di Kabupaten Blitar, melangsungkan tarawih kilat secara turun temurun, jika dibandingkan dengan tarawih pada umumnya. Bagaimana tidak, salat tarawih 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat, sekitar 10 menit saja.

Meski demikian, salat tarawih yang digelar di masjid ponpes ini selalu diikuti ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Blitar, Tulungagung dan Kediri.

Gerakan dalam salat ini memang cukup cepat dibandingkan salat tarawih umumnya. Dua rakaat hingga salam, dijalankan dalam tempo sekitar 35-40 detik, dengan bacaan yang cepat pula. Pantauan detikcom, salat tarawih serta witirnya selesai sebelum pukul 19.00 wib.

Pimpinan Ponpes, KH Dliya'uddin Azzamzami (45) yang ditemui mengaku, memang salat berlangsung cepat, namun tidak mengurangi rukun atau syarat salat atau keluar dari syariat hukum Islam.

"Ini sudah tradisi sejak mbah saya dulu, derek dawuh poro sepuh (Semua orangtua) kita tidak merubah tradisi, tidak melanggar syariat, tidak lepas dan keluar dari ajaran Islam, tidak keluar syariat tidak mengurangi syarat-syarat rukun salat," kata KH Dliya'uddin ramah di teras masjid pondok, Kamis (25/6/2015).

Pimpinan popes yang biasa disapa Gus Dliya' ini menambahkan, tarawih ini pertama kali dikenalkan pendiri pondok, Kh Abdul Ghofur (alm) tahun 1907 bersamaan dengan berdirinya masjid. Selepas tarawih dan witir, para santri pondok biasanya melantunkan puji-pujian diirigi irama bedug masjid.

Tarawih Kilat di Blitar ini Dilakukan 10 Menit

Tarawih Kilat di Blitar ini Dilakukan 10 Menit - Ponpes Mamba'ul Hikam di Kabupaten Blitar, melangsungkan tarawih kilat secara turun temurun, jika dibandingkan dengan tarawih pada umumnya. Bagaimana tidak, salat tarawih 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat, sekitar 10 menit saja.Meski demikian, salat tarawih yang digelar di masjid ponpes ini selalu diikuti ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Blitar, Tulungagung dan Kediri.Gerakan dalam salat ini memang cukup cepat dibandingkan salat tarawih umumnya. Dua rakaat hingga salam, dijalankan dalam tempo sekitar 35-40 detik, dengan bacaan yang cepat pula. Pantauan detikcom, salat tarawih serta witirnya selesai sebelum pukul 19.00 wib.Pimpinan Ponpes, KH Dliya'uddin Azzamzami (45) yang ditemui mengaku, memang salat berlangsung cepat, namun tidak mengurangi rukun atau syarat salat atau keluar dari syariat hukum Islam. "Ini sudah tradisi sejak mbah saya dulu, derek dawuh poro sepuh (Semua orangtua) kita tidak merubah tradisi, tidak melanggar syariat, tidak lepas dan keluar dari ajaran Islam, tidak keluar syariat tidak mengurangi syarat-syarat rukun salat," kata KH Dliya'uddin ramah di teras masjid pondok, Kamis (25/6/2015).Pimpinan popes yang biasa disapa Gus Dliya' ini menambahkan, tarawih ini pertama kali dikenalkan pendiri pondok, Kh Abdul Ghofur (alm) tahun 1907 bersamaan dengan berdirinya masjid. Selepas tarawih dan witir, para santri pondok biasanya melantunkan puji-pujian diirigi irama bedug masjid.Sementara dari pantauan detikcom di lapangan, jamaah yang datang ke masjid jumlahnya sekitar 5 ribuan. Mereka tiba lebih awal, untuk memilih tempat agar tidak ketinggalan.Seorang jamaah Sukamto, warga Desa Mantenan mengaku telah mengikuti tarawih ini sejak puluhan tahun silam. Dan baginya, mengikuti salat tarawih ini tujuanya adalah untuk ibadah, bukan untuk tujuan lain."Ya, saya tarawih di sini karena saya warga di sini. Bukan karena tarawihnya lebih cepat atau tujuan lainnya. Niat saya hanya untuk ibadah salat tarawih," tandasnya.Ponpes Mamba'ul Hikam pertama kali berdiri sekitar abad 18 lalu. Kini jumlah santrinya mencapai seribuan dari berbagai wilayah di tanah air. Sementara, salat cepat di ponpes ini hanya dilakukan untuk salat tarawih dan witir saja,. Untuk salat 5 waktu tetap sama seperti pada umumnya di pondok-pondok lain.http://media.bontang.co/2015/06/tarawih-kilat-di-blitar-ini-dilakukan.html--detiknews--

Posted by Bontang on 25 Juni 2015

Sementara dari pantauan detikcom di lapangan, jamaah yang datang ke masjid jumlahnya sekitar 5 ribuan. Mereka tiba lebih awal, untuk memilih tempat agar tidak ketinggalan.

Seorang jamaah Sukamto, warga Desa Mantenan mengaku telah mengikuti tarawih ini sejak puluhan tahun silam. Dan baginya, mengikuti salat tarawih ini tujuanya adalah untuk ibadah, bukan untuk tujuan lain.

"Ya, saya tarawih di sini karena saya warga di sini. Bukan karena tarawihnya lebih cepat atau tujuan lainnya. Niat saya hanya untuk ibadah salat tarawih," tandasnya.

Ponpes Mamba'ul Hikam pertama kali berdiri sekitar abad 18 lalu. Kini jumlah santrinya mencapai seribuan dari berbagai wilayah di tanah air. Sementara, salat cepat di ponpes ini hanya dilakukan untuk salat tarawih dan witir saja,. Untuk salat 5 waktu tetap sama seperti pada umumnya di pondok-pondok lain.
--detiknews--

Previous
Next Post »