JAKARTA - Imam Masjid Jami Yarsi Cempaka Putih, Haji Uun Munir, mengaku kecolongan dengan aksi AS yang berpura-pura menjadi mualaf.
"Saya baru kali ini kecolongan, biasanya saya peka dan hati-hati jika menerima seseorang menjadi mualaf," ucapnya di Masjid Yarsi, Cempaka Putih, Rabu (24/6/2015).
Biasanya, lanjut Uun, dia selalu menyeleksi seseorang jika ingin menjadi mualaf. Hal ini agar tidak terjadi penipuan seperti yang dilakukan AS.
"Biasanya kami hati-hati, kita memeriksa terlebih dahulu KTP nya, kemudian keluarga, teman atau orang dekatnya lah, kalau enggak ada itu berarti ini orang tidak beres," jelasnya.
Uun menyadari aksi dengan modus mualaf palsu ini sering terjadi di masjid yang dikelolanya.
"Sebenarnya sering penipu yang melancarkan aksinya, bukan hanya pura-pura menjadi mualaf, yang alasan ini itu, pura-pura menjadi musafir juga ada. Mereka hanya ingin mengambil uangnya saja," tuturnya.
Uun menerangkan dalam ajaran Islam memang ada beberapa hak bagi para mualaf, fakir dan miskin yang masuk dalam asnaf. "Karena dalam Islam ada hak-hak mereka, yang juga masuk dalam delapan asnaf, salah satunya mualaf dan itu wajib kita harus memberikannya," lanjutnya.
Aksi AS harus terhenti kali ini, karena ada salah satu jemaah Masjid Yarsi yang mengetahui bahwa AS seorang pelaku penipuan yang berkedok menjadi mualaf. "Untung ada salah satu jemaah kita yang tahu dia," ungkapnya.
Tanpa berfikir panjang pengurus masjid yang tadinya merasa simpati terhadap pelaku berubah menjadi geram lalu menyeretnya ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya.
"Tentunya kita menyerahkan polisi karena itu tugas mereka, mudah-mudahan dia bisa bertobat," tutupnya.
-- okezone --