Gunung Vesuvius (Bahasa Italia : Monte Vesuvio) merupakan satu-satunya gunung berapi aktif di darata Eropa, Italia. Pada tahun 79 masehi gunung ini pernah meletus dan menghancurkan kota Pompeii.
Kota Pompeii adalah salah satu kota zaman Romawi Kuno yang kini telah menjadi puing-puing dekat kota Napoli. Saking dahsyatnya, letusan gunung Vesuvius sepenuhnya menimbun kota Pompeii hingga hilang selama 1600 tahun. Kemudian kota itu ditemukan kembali secara tidak sengaja oleh tim arkeolog.
Sejak menemukan kota Pompeii, tim arkeolog Eropa dan berbagai negara terus-menerus menggali kota ini dan menemukan berbagai hal menakjubkan. Salah satunya adalah jasad-jasad korban letusan yang telah membatu selama 1.900 tahun.
Jasad-jasad tersebut dulunya terkubur bersama abu gunung Vesuvius yang luar biasa tebal. Bentuk jasad-jasad tersebut juga masih menyerupai gerakan manusia saat hidup, seperti tertidur, telungkup, terduduk dan yang paling mencengangkan adalah jasad seorang ibu yang tengah menggendong bayi di atas perutnya.
Jasad-jasad itu menjadi penemuan yang menakjubkan lagi mengejutkan bagi tim arkeolog. "Kami tidak dapat membayangkan betapa dahsyatnya erupsi gunung Vesuvius dan membunuh ribuan orang Romawi," kata salah seorang arkeolog.
Menurut mereka, erupsi yang terjadi di gunung Vesuvius 100 ribu kali lebih besar dari ledakan bom Hiroshima. Bebatuan dan cairan yang dimuntahkan memiliki berat 1,5 juta ton per detik.
Dalam beberapa tahun terakhir penelitian, untuk menemukan tubuh korban yang jatuh dan membusuk, tim arkeolog menggunakan petunjuk cekungan di abu vulkanik. Disana ada tempat seperti rongga diplester yang disiapkan mereka untuk tempat peristirahatan terakhir ketika ada bencana.
Butuh usaha yang keras untuk menggali area tersebut, setidaknya kami mendapati 1000 potongan tubuh. Di tahun 2010, studi menunjukkan bahwa saat erupsi terjadi ada lonjakan lava mencapai suhu 300 derajat celcius di Pompeii.
"Suhu 300 derajat sudah lebih dari cukup untuk membunuh ratusan orang dalam hitungan detik," kata Giuseppe Mastrolorenzo, seorang volcanologist.
Giuseppe menjelaskan mengapa tubuh-tubuh itu membatu. "Postur yang berkerut itu bukan karena efek dari penderitaan panjang, tapi karena kejang kadaver, efek dari sengatan panas pada mayat." katanya, ditulis mirror.co.uk (21/5/2015).
Saat ini jasad-jasad tersebut sedang diteliti di laboratorium arkeolog. Rencananya jasad-jasad ini akan diletakkan dan dipamerkan di Pompeii and Europe Exhibition di museum Archaeological Museum, Naples, Italia. (tribunjateng/mirror)