Cewek yang mengaku bernama Lina ini dalam beberapa tahun terakhir menjalankan profesinya sebagai pekerja seks komersial (PSK). Saat melayani pelanggan, Lina lebih sering memilih menggunakan kosnya di kawasan Semarang timur dibandingkan check in di hotel.
Wanita berwajah oval dan berkulit putih itu justru merasa aman berpraktek di kos ketimbang di hotel. "Saya malah merasa lebih aman melayani tamu di kos. Jarang ada razia, justru di hotel sering ada razia," katanya, belum lama ini.
Lina menghuni kos itu sejak tiga tahun lalu, sehingga dia sudah akrab dengan penjaga kos dan warga sekitar."Pemilik kos tidak tinggal bareng, rumahnya ada di daerah Semarang Selatan. Paling pemilik ke kos sebulan sekali, saat narik biaya kos aja," ujarnya.
Ia menyebut si penjaga kos sebenarnya tahu dirinya sering memasukan pria ke dalam kamar. Ia pun ‘bekerja sama’ dengan penjaga kos. Setiap kali mendapat pelanggan, Lina selalu memberikan uang tutup mulut kepada sang penjaga kos. "Ya, tidak hanya pas ada tamu saja, kadang kalau lagi pergi kemana gitu, saya sering bawa oleh-oleh," bebernya.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah tempat kos di Semarang menjadi tempat prostitusi terselubung. “Lebih dari lima lokasi kos di Kota Semarang yang diduga penghuninya perempuan yang melakukan praktek itu (prostitusi)," kata Endro saat dihubungi Tribun Jateng.
Endro mengakui pihaknya menerima banyak aduan dari masyarakat terkait prostitusi terselubung. Dalam waktu dekat Satpol PP bersama tim gabungan dari Polrestabes Semarang dan Badan Narkotika Nasional (BNN) akan melakukan operasi penyakit masyarakat (pekat) ke sejumlah kos yang teridentifikasi menjadi lokasi prostitusi.( tribun jateng )