TERAPI alami selain memanfaatkan aneka tanaman, dapat juga memanfaatkan satwa. Sejumlah satwa serangga bahkan diyakini mampu membantu mengatasi aneka gangguan kesehatan. Satu di antaranya menggunakan serangga jenis semut Jepang yang diyakini berasal dari Negeri Sakura. Meski belum ada pembuktian secara medis, namun sebagian warga sudah mencobanya dan menemukan kecocokkan.
Berbagai sumber termasuk di internet, bahkan sudah ada yang mengupas keberadaan serangga ini. Ciri khasnya antara lain berbadan keras, senang berkelompok, suka bersembunyi/tak agresif, memiliki tiga pasang kaki, ada empat fase perubahan fisik dari telur sampai dewasa serta bersayap tetapi tak dapat terbang. Ketika dipelihara dan akan digunakan sebagai terapi aneka gangguan kesehatan dapat dipelihara di dalam toples ataupun botol bening serta ada lubang-lubang kecil untuk ventilasi udara.
“Di dalam toples diberi kapas sebagai tempat sembunyi dan ragi tape sebagai makanan semut Jepang. Tak perlu diberi minuman, karena di dalam ragi sudah ada kandungan air,” jelas terapis asal Nogotirto Sleman, Buntarto, Senin (2/2/2015).
Ibun sapaan akrabnya mengungkapkan, biasa mendapat setoran semut Jepang dari relasinya. Manfaat atau khasiat dari serangga ini antara lain membantu meredam/menormalkan asam urat, menstabilkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, menstabilkan tekanan darah bagi yang darah tinggi, menambah stamina serta meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan rutin mengkonsumsi semut Jepang diharapkan aneka gangguan kesehatan dapat segera pulih ataupun membaik.
Bagi penderita asam urat, bapak dari dua anak ini menyarankan, rutin mengkonsumsi dua ekor semut untuk diminum dua kali sehari. Dalam seminggu cukup mengkonsumsi selam tiga hari. Jika sudah mulai membaik, cukup mengkonsumsi satu ekor semut Jepang dalam sehari, yakni cukup tiga hari dalam seminggu selama dua bulan. Jika untuk menstabilkan kadar gula darah, dua ekor semut untuk diminum dua kali sehari, tiga hari konsumsi dalam seminggu. Ketika kadar gula cukup normal, satu hari cukup satu semut, tiga hari konsumsi dalam seminggu dalam waktu satu bulan.
“Cara mengkonsumsi bisa bervariasi seperti dimasukkan dalam pisang lalu pisang dimakan. Selain pisang juga bisa cangkang kapsul kosong diisi semut Jepang. Bahkan bisa juga semut dimatikan dahulu, dicampurkan air minum dan diminum,” papar Ibun.
Terapis yang biasa berpeci ini menambahkan, saat ini semut Jepang mulai banyak dilirik para pengobat tradisional. Penjualan semut Jepang, khususnya di Yogyakarta rata-rata Rp 3.000 perekor. Cara budidaya semut ini pun diyakini tak sulit, alias tak jauh beda dengan membudidayakan semut rang-rang yang menghasilkan kroto.