Musim dingin dianggap sebagian orang merupakan musim yang cocok untuk berhubungan seks dan untuk mudah mendapatkan keturunan atau hamil. Tetapi itu merupakan anggapan yang salah.
Kata para ilmuwan, mereka menemukan bahwa sperma akan lebih aktif pada bulan Juli dan Agustus dimana yang merupakan musim panas adalah waktu terbaik untuk hamil.
Pada musim panas, hari-hari yang panjang dan panas yang dapat menyebabkan asmara mekar. Dan sekarang para ahli percaya mungkin waktu terbaik untuk dapat bisa hamil.
Para peneliti telah menemukan bahwa sperma lebih aktif selama bulan-bulan musim panas.
Mereka percaya bahwa bulan Juli dan Agustus mungkin waktu terbaik untuk mencoba buat hamil, seperti motilitas sperma jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan Januari.
Para peneliti menyarankan hal ini bisa disebabkan oleh perubahan kadar hormon seperti testosteron.
Satu dari enam pasangan sekarang menghadapi infertilitas yang didefinisikan sebagai tidak mampu untuk hamil setelah selama satu tahun mencobanya.
Infertilitas pria bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari kasus dengan motilitas sperma rendah adalah faktor penyebabnya.
Untuk membuahi sel telur untuk menjadi bayi, sperma harus memiliki kemampuan berenang dengan cepat ke dalam leher rahim, rahim dan saluran telur yang dikenal sebagai motilitas.
Penurunan mobilitas sperma akan membuat lebih sulit bagi sperma untuk berenang menuju sel telur dan cenderung membuat konsepsi.
Pria yang paling mungkin untuk menjadi subur bila minimal 40 persen dari spermanya bergerak.
Sebagai bagian dari studi, dokter mengumpulkan data dari 5.188 pria di Pusat Reproduksi Ketidakmampuan dari University Hospital of Parma, di Italia utara, Independen melaporkan.
Mereka menemukan motilitas sperma mencapai puncaknya pada musim panas dan terendah di musim dingin.
Para peneliti mengatakan jumlah pria dengan motilitas sperma yang lebih besar dari 40 persen adalah sebanyak 65,3 persen di musim panas, jatuh menjadi 50 persen di musim dingin. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan musim kadar hormon.
"Kami telah menunjukkan adanya variasi musiman dalam beberapa aspek fungsional hormon manusia," kata Dr Alfredo De Giorgi, menulis dalam studi. (Dailymaiil.co.uk/Aji TB)
((((((((((SEBARKAN)))))))))))